Musik Lawas vs Masa Kini

Sampai sekarang saya masih jadi penonton dan pendengar setia sebagian lagu-lagu mereka *uhuk* :)))

Pasti sudah banyak yang ngeh ya, kalau saya tu hobi dan ngefans banget sama Kpop. Pokoknya bagi saya, Kpop itu hiburan yang warbiasah *ala makpon* kata saya dan genk Kpopers. 

Tapi apa saya tidak suka dengan dunia hiburan Indonesia terutama dunia musiknya? Suka kok, saya fans Dian Sastro dan follower Ig-nya, suka lihat Raline Shah dan film-filmnya.  Suka menikmati lagi Isvana Tetep Dalam Jiwa. Tapi jujur saya tidak begitu mengikuti yang lain. Hanya yang ngehits saja :P


Dan saat saya melihat Kang Pepih Nugraha menshare foto di atas di wall Beliau, saya langsung ngeh dengan diri sendiri. Ya...saya fans berat banyak musik jadul Indonesia, sampai-sampai saya masih hapal semua orang di foto yang dishare itu. Karena suara mereka masih sering saya dengar dari video lawas mereka yang dengan mudah bisa ditemukan di youtube. Dan cukup berterima kasih dengan inovasi digital sekarang yang membuat saya bisa menikmati karya jadul tanpa batas.

Lahir di awal tahun 80’an dan melwati masa remaja pertengahan 90 sampai pawal era millenium, masa remaja saya ditemani lagu-lagu era jaya Dewa 19, RSD, Bening, Sheila on 7, Ungu, sampai Peterpan yang sekarang bertransformasi jadi Noah. Saya suka dan menikmati lagu-lagu mereka.

Tapi selera seorang adik biasanya sedikit banyak terpengaruh selera kakaknya. Dan jarak usia saya dan kakak cukup jauh. Kakak masa remaja diisi oleh rombongan Iis Sigiarti, Obbie Messakh, Dian Pisesa, Uci Bing Selamet, Ebiet G. Ade dan rombongannya, itu benar-benar mempengaruhi.

Banyaknya koleksi kaset penyanyi lawas dengan suara merdu mereka, lagu syahdu dan musik slow lembut akhirnya benar-benar meracuni telinga dan membuat saya cukup ketagihan untuk terus mendengar dan mendengarnya.

Bahkan sampai sekarang, lagu dan musik yang sering menemani malam-malam saya begadang menatap layar laptop adalah lagu-lagu dari era 70-80an. Hellen Sparingga, Tio Fanta, Rinto Harahap (Alm) dan lain-lain terselip di antara Apology iKON, Loser Big Bang, Sandaran Hati Letto, DI Langit Opick sampai yang terbaru dan masa kini banget, dari Isvana.

Saya membuat list di akun Youtube lagu favorite. Tapi terkadang saya juga tidak membuka list favorite, tapi langsung ke channel pengoleksi lagu lawas. Karena youtube sendiri juga punya semacam list nonstop (campuran) satu artis atau satu channel yang bisa kita nikmati langsung.

Tapi saya tetap kekeuh, saya belum tua banget kok dan suka musik lawas tersebut bukan karena usia *iyakan saja ya*. Karena selera saya hanya teracuni selera kakak-kakak saya dengan koleksi kaset lagu lawas mereka pada masa itu dan ternyata melekat kuat dalam serta mempengaruhi saya secara pribadi. Ditambah, saya merasa lagu-lagu lawas dengan jenis musiknya yang slow itulah yang cocok untuk didengar pada malam-malam sepi. Saat melek sendirian, sambil berfikir merangkai kata. 

Dan yang pasti musik-musik musisi lawas menurut saya benar-benar sebuah karya yang luar biasa. Karena pada masa itu belum ada teknologi dan fasilitas secanggih sekarang. Perlengkapan rekaman masih terbatas, sehingga benar-benar menuntut kualitas orang perorang secara keseluruhan yang terjun ke bidang ini. Mulai dari pencipta lagunya sampai penyanyinya untuk benar-benar mampu mempresentasikan lagunya dengan baik dalam bentuk nyanyian merdu.

Karena jaman itu nggak ada alat yang bisa meminimalkan suara fals saat rekaman. Atau teknologi editing yang canggih, sehingga sekali rekaman sudah cukup. Bellum ada di masa itu.

Wadah promosi juga masih minim, TV hanya satu saluran, radio terbatas. Tapi karya mereka tetap bisa ngehits dan merajai saat itu. Mungkin ini salah satu faktor pendukung, bakat kuat dan menjaga kualitas dengan totalitas. Sehingga penggemar seperti saya tetap abadi dan ada sepanjang masa.

Bukan bermaksud underestimate dengan musisi sekarang, tidak sama sekali. Sekarang juga banyak yang bagus, hanya mungkin banyak yang kurang sesuai dengan telinga saya :D

Tapi apapun itu, musik lawas versus musik masa kini, yang pasti saya yakin fungsinya sama, sama-sama menghibur dan memberi inspirasi untuk pendengarnya. 

12 komentar

  1. Aih itu Obbie Mesakh, jadi inget sama semut merahnya yang baris di dinding, menatap curiga..... :)

    BalasHapus
  2. Ahhh... Mak Icoel. Tetanggaan yukk. Tuker2an lagu. HIhihi #alasananehngajaktetanggaan

    BalasHapus
  3. Tapi lebih enak denger lagu lawas sih kalau aku, lebih slow dan enak aja buat didengerin :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. apalagi kalau malam sunyi depan lapi sendiri, emang klop banget itu lagu jadul yang slowly-slowly gituh :D

      Hapus
  4. Kangen lagu-lagu lawas 90-an dehh...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bersyukur ada youtube sekarang mak kalo aku, karena bisa nikmati full sampe puas ^_^

      Hapus
  5. Aduh, aku ga kenal sama penyanyi yang mak icoel sebutkan. Hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. aehhh, yang mana? Kpop apa Indonesia? Klo Indo brarti kamu generasi 'teranyar" masa kini huehehe :P

      Hapus
  6. hehe, aku tahunya pemusik di tahun 90-an mak Icoel. soalnya generasi tahun itu :D

    BalasHapus
  7. ya ampuun aku kenal semua tuh, berartiiii.....

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar ^_^