Kesan Pertamakali Mengunjungi Kota Medan


Mesjid Raya Medan yang nama resminya Mesjid Raya Al-Mashun, didirikan tahun 1906

Horas bah...


Sapaan akrab masyarakat Sumatera Selatan dengan Ibukota Medan dan kalau di Jakarta aku familyarnya dari para "Sahabat Batak" ku. Duh, kalau nyebut suku, berasa melanggar peraturan “dilarang SARA”, padahal memang niat ingsun menceritakan tentang para sahabat Batak ku 😆

Saking banyaknya sahabat dekat bersuku Batak, salah satu harapan tentu suatu saat bisa jalan-jalan ke Medan. Sambil terus merapal doa, sambil membayangkan “Bagaimana sih Kota Medan? Apa saja yang bisa dilakukan saat berada di Kota sahabat-sahabat Batak ku ini?”




Padahal ya, Medan itu bukan hanya tentang Batak loh. Medan itu Ibukota Sumatera Utara dan Batak hanya salah satu suku yang ada di Sumatera Utara. Tapi itulah generalisasi pergaulan dan anggapan, kalau Batak maka identik dengan Medan.

Dan awal November lalu akhirnya kesampaian juga menginjakan kaki ke Medan, dalam rangka sharing sebagai salah satu narsum #SOIMedan, rangkaian acara #RoadtoSiberkreasiNetizenFair2018. Dan soal acara #SOIMedan sendiri, jangan ditanya bagaimana serunya.

Istana Maimun Medan, saat aku di sana sedang ada acara, sehingga bisanya dipotret dari sisi ini 
Acara yang dilaksanakan di Aula USU dan dihadiri dedek-dedek mahasiswa yang penuh semangat, benar-benar merupakan pengalaman baru yang memberi aku semangat untuk terus berkarya di dunia digital, agar bisa memberikan sharing dan mengajak yang lain untuk terpengaruh berkarya positif dan bermanfaat di dunia maya.

Tapi untuk cerita lebih jauh tentang #SOIMedan next aku ceritakan di lain kesempatan ya. Karena aku lebih ingin membagi kisah bagaimana syahdunya menikmati kota Medan.
Depan Singgasana Istana Maimun, yang fotonyanharus antri karena sangat ramai
Yang pertama, begitu menginjakan kaki di Kualanamu International Airport kesan pertama adalah megah, tidak kalah ramai dan sibuk dengan Bandara Soekarno Hatta. Dan telingaku langsung familyar dengan logat yang terdengar riuh di sekitarku. Logat khas masyarakat Sumatera Utara atau biasa disebut secara simple “Orang Batak”.

Padahal lagi-lagi harus diulang, diingat dan dicamkan, bahwa Sumatera Utara bukan hanya Batak  hahaha 😆

Kedua, menempuh perjalanan dari Bandara ke kota. Serasa tersadar dari mimpi bahwa macet dan keramaian kendaraan tidak hanya di Jakarta ya. Baru sadar juga, kalau sekarang Bandara Utama Sumatera Utara itu Kualanamu International Airport bukan di tengah kota, melainkan di Kabupaten Deli Serdang.



Yang entah berapa jauh jaraknya, yang pasti ditambah dengan macetnya yang sangat lumayan menyiksa sampai membuat aku mabok di mobil, perjalanan dari Bandara ke Hotel Four Points yang berada di tengah kota mencapai dua setengah jam.

Ketiga, Medan salah satu kota wisata kuliner yang cukup memanjakan lidah. Mulai dari kuliner yang dinikmati di tempat atau untuk oleh-oleh pulang. Teri Medan, iya ini enak pakai banget. Aku beli dua pack, kemasan toples dan plastik siap makan. Bagi yang rajin masak, bisa beli mentahnya.

Kalau sempat jalan-jalan, bisa beli ke pusat oleh-oleh. Kalau tidak sempat, bisa beli di toko oleh-oleh di depan ruang tunggu bandara. Hanya saja kalau di dalam Bandara, stok dan jenis terbatas.

Hotel Four Points by Sheraton Medan

Bolu Meranti, sirup Markisa dan Terong Belanda, Pancake Durian sampai duriannya langsung. Semua oleh-oleh ini benar-benar jenis kuliner yang memanjakan lidah dan membuat ketagihan. Karena memiliki rasa yang khas dan kuat.

Keempat, selain identik dengan “Batak” Medan salah satu kota di Indonesia yang juga identik dengan budaya Melayu. Istana Maimun adalah salah satu ikon Budaya Melayu yang sangat kuat di tengah Kota Medan. Jaraknya sangat dekat dengan Masjid Raya Al-Mashun, jalan kaki hanya sekitar 5 menit saja.

Hotel Four Points by Sheraton Medan
Kelima, salah satu kota metropolitan di Indonesia yang juga ikon Pulau Sumatera yang terus membangun dan bertumbuh pesat. Sangat terasa saat berada di sana, banyak kemudahan akses yang bisa ditemui tapi macet juga salah satu bagian yang tak bisa dihindari. 

Kota yang menawarkan wisata kota, kuliner, pusat kebudayaan dan tentu saja tak ketinggalan mall. Jadi jangan membayangkan wisata alam di Kota Medan. Karena persepsi banyak orang, kalau ke Medan sama dengan bisa langsung wisata ke Danau Toba. Masih jauh perjalanan dari Kota Medan ke Danau Toba yang lokasinya dikelilingi 7 kabupaten yang ada di Provinsi di Sumatera Utara.

Selama di Medan, aku menginap di Hotel Four Points yang berada di pusat kota, tepatnya di Jalan Gatot Subroto. Di seberang hotel ada Supermarket. Apotik hanya berjarak sekitar 100m dan buka 24 Jam. Alhamdulillah sekali, saat alergiku kumat pukul 02.00 WIB, tengah malam buta aku tidak kesulitan mencari obat.

Pemandangan Kota Medan dari jendela salah satu kamar di lantai Hotel Four Points by Sheraton Medan  (lupa nomernya)


Kuliner di sekitar hotel? Jangan khawatir, berjejer warung makan, depot hingga warung tenda yang menyediakan banyak pilihan. Dari ayam penyet, sop iga, seafood, nasi goreng dan lain-lain. 

Soal rasa dan harga? Dijamin sangat-sangat wort it, bahkan selama 4 hari 3 malam di Medan, kuliner di sekitar Jalan Gatot Subroto yang bisa ditempuh dengan ukup jalan kaki dari hotel, lumayan mengalihkan pikiranku saat kangen anak di kota orang.


Ada di samping Hotel Four Points by Sheraton Medan, rasanya warbyasaah nikmat


Iya, bagaimana tidak gemuk 4 hari di Medan. Setiap habis telpon anak dan mendengar rengekannya “Mama kapan pulang?” aku langsung turun ke depot Sop Iga atau ayam penyet. Menurut Abang sopir mobil yang kami gunakan, sepanjang jalan Gatsu Medan memang banyak kuliner enak. Terutama malam hari. 

Jalan Gatot Subroto merupakan salah satu jalan yang berada di tengah Kota Medan, yang juga merupakan salah satu jalur tersibuk dan macet di Kota Medan. Jarak tempuh ke berbagai titik penting kota Medan sebenarnya juga tidak terlalu jauh. Namun tetap harus mempertimbangkan macet dan arah jalan satu arah bila memutuskan menginap di sekitar Jalan Gatot Subroto.

Bila ingin pusat kuliner yang khusus yang tanpa harus pindah tempat, kalau ke Medan bisa mencari penginapan di sekitar titik Nol Medan. Atau disebut juga “Sekitar Lapangan Merdeka Medan”.

Titik Nol Medan atau tepat di pusat kotanya, dekat dengan stasiun, di sekelilingnya ada kantor pos dan beberap hotel yang menempati bangunan-bangunan tua bersejarah. Tempat pelaksanaan CFD minggu pagi warga Medan.

Nah, bagi teman-teman yang merencanakan perjalanan ke Medan dalam waktu dekat bisa mulai browsing-browsing. Mulai dari tempat wisata, apakah mau hanya di Kota Medan saja atau mau ke wisata alam di di Kabupaten.

Mau menggunakan transportasi apa di sana, sewa modil atau angkutan umum, becak motor khas Kota Medan atau transportasi online. 

Mau menginap di mana, apakah stay di Kota Medan saja dan stay di satu hotel atau berpindah-pindah untuk merasakan sensasi berbeda.

Untuk penginapan selama di Kota Medan bisa lihat daftar hotel dan harga di Pegipegi. Sebagai salah satu OTA terbesar di Indonesia, sudah tersedia dalam aplikasi yang bsia langsung di download di android maupun iOS. Pengoperasiannya sangat mudah, banyak tersedia hotel mulai dari yang bintang lima maupun hotel budget. 

Dan yang paling penting Pegipegi selalu menyediakan kode promo diskon pembelian. Lumayan banget kan dapat potongan pembelian yang cukup memasukan kode promo yang tersedia di aplikasi atau info melalui email. 

jadi sudah siap menjelajah Medan? Kuyy...
  

1 komentar

  1. Jadi teringat teman saya di Medan. Pengen sekali someday bisa mengunjungi tempat ini, amiiinn
    btw salam kenal kak :)

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar ^_^