Tips Ngetrip Dengan Kereta Bareng Buah Hati

Mari melangkah ke destinasi berikutnya nak ;)


Hal luar biasa saat sudah memiliki buah hati adalah bahwa setiap mimpi, cita-cita dan rencana ke depan pasti selalu ingin melibatkan buah hati. Itulah yang saya rasakan dan alami sekarang. Merencanakan apapun, tak pernah tertinggal bayangan buah hati bercokol mengikuti, untuk dimasukan dalam lingkaran rencana.

Saat kecil, hobi membawa beragam media membuat saya memiliki banyak imajinasi tentang luasnya dunia. Dari dulu salah satu impian dan cita-cita saya adalah bagaimana suatu saat bisa menjelajah dunia yang luas yang kalau bahasa kekiniannya adalah traveling, hanya sayang financial tidak menunjang saja sih *jujur banget deh* :)))


Penting banget ini, impian melakukan perjalanan saya bukan timbul sesaat saat banyaknya informasi tempat wisata yang indah bertebaran di internet. Tapi sejak kecil, saat saya mulai suka membaca dan melihat banyak tempat indah terpampang di media cetak dan elektronik, imajinasi saya sudah mulai luar biasa kuat.

Saya suka gunung, dan ini salah satu alasan saya bergabung ke sebuah Komunitas Remaja Pecinta Alam saat remaja. Jadi ternyata bakat dan hobi berkomunitas saya sudah ada sejak jaman unyu-unyu hingga sekarang 😍

Saya cinta pantai dan saya suka langit yang memberikan sejuta warna penuh pesona. Saya juga suka berjumpa dengan orang-orang baru dan saling sapa, sekedar ngobrol ringan dan saling berbagi cerita. Bahkan saya pernah berteman akrab dengan seorang tukang becak tua yang sering nongkrong di depan tempat saya kerja, hanya untuk sekedar menyalurkan hobi berkenalan yang terkadang berlebihan 😅

Saat ini, saat semua fasilitas serba mudah dan terjangkau, pelan-pelan saya kembali membangun impian untuk bisa melihat luasnya dunia. Dan karena sudah ada buah hati, saya jadi agak terobsesi untuk mengajaknya serta menjelajah banyak tempat. Semacam agak egois ”Sedikit memaksanya ikut menyukai apa yang saya sukai”.

Tapi alhamdulillahnya Alisha benar-benar lahir dengan jiwa petualang seperti saya. Mungkin karena sejak Alisha kecil saya memang mulai membiasakan juga.

Saat masih balita Alisha sudah saya ajak wara-wiri ke Banjarmasin berkali-kali. Saat masih balita, mudik ke Jawa Timur mulai naik Kapal Laut yang bagus sampai yang jelek hingga bikin mabok penumpang sudah pernah juga kami jalani.

Bahkan sudah Sejak usia 4 bulan saya sudah membawanya melakukan perjalanan mudik Jakarta Tulungagung dengan kereta ekonomi. Dan mengingat ini, saya jadi ingat perjalanan PT KAI yang luar biasa. Yang bisa dibilang saya salah satu rakyat Indonesia yang merasakan dan ikut menjalani perubahan tersebut secara langsung.  

Saat itu kereta masih jaman “tanpa aturan”, mulai jaman masih belum menikah, sampai jadi istri dan Ibu. Berapa saja penumpang semua diangkut. Mau umpel-umpelan, hingga jadi “sarden dempet” di toilet juga pernah saya lakoni.

Karena itu saat membawa Alisha mudik untuk pertama kalinya saya benar-benar memilih waktu yang tepat. Sekitar tiga minggu sebelum lebaran, saat penumpang masih sepi saya sudah pulang duluan dengan Alisha yang masih berusia 4 bulan.

Apakah benar-benar longgar? Tidak juga ternyata, kursi semua penuh. Bahkan ada banyak yang berdiri di sambungan atau depan toilet. Tapi belum sampai tahap jadi “Sarden dempet”. Karena saya membawa baby Alisha, banyak yang menawarkan kursinya untuk saya.

Ya, waktu itu meski pulang tiga minggu sebelum lebaran tiket saya beli go show. Kereta berangkat pukul 14.00 WIB, saya beli pukul 12.00 WIB hari itu juga. Jadi saya dapat tiket tanpa tempat duduk.  Alhamdulillah saja, masih banyak yang berhati nurani melihat emak-emak rempong bawa baby dan segala perlengkapannya.

Seandainya tidak membawa Alisha, sudah pasti saya jadi penghuni lorong gerbong kereta. Seperti pengalaman sebeum-sebelumnya. Berdua suami, saya sempat merasakan yang namanya kereta serasa berjalan seperti siput geal-geol pelan, saking banyaknya penumpang hingga gerbong panjang kereta Matarmaja yang saya tumpangi serasa berat untuk melaju kencang. 

Tapi sekarang keadaannya tentu sudah berbeda. PT. KAI menuju perbaikan sistem yang luar biasa bagus. Sistem pun berubah total. Tidak ada lagi yang namanya penumpang berdiri apalagi selonjor di tengah gerbong. Dan kalau pedagang asongan lewat, harus rela dilangkahi, bahkan diinjak.

Tidak ada lagi yang namanya beli tiket antri sampai 100 M seperti antri beras di depan loket. Yang terkadang 30 menit menjelang kereta berangkat, antrian tersebut masih saja berderet panjang menyerupai miniatur kereta api itu sendiri.

Semua berubah menjadi tertib, rapi dan benar-benar menomorsatukan kenyamanan penumpang. Saya mengalami semua prosesnya, mulai hanya bisa dibeli online di loket stasiun seminggu sebelum keberangkatan, hingga berubah bisa dibeli H-40. Saya juga mengalami antri satu bulan sebelum hari H di loket stasiun sambil membawa form pemesanan. Yang terkadang sampai depan loket si mbak yang cantik menjawab “Tanggal ini dan jam ini habis”.

Atau titip fotocopy KTP dan memberi uang DP ke penjual yang bertebaran di kios-kios sekitar Stasiun juga pernah saya alami. Intinya saya memang pecinta Kereta Api sejati untuk moda transportasi antar Provinsi Pulau Jawa. Secara cocok di kantong :D

Hingga akhirnya era baru dunia pertiketan KA memasuki  era digital. Semua bisa akses dan beli sendiri. Awal-awal diluncurkan, tentu masih banyak kekurangan sana-sini adalah sebuah kewajaran. Mulai dari susah masuk ke website penjual tiket online kereta api. Masih harus print bukti yang untuk ditukarkan tiket asli ke loket stasiun.

Hingga semua proses perbaikan terus berjalan dan sampailah di 2016. Era generasi digital di mana tiket kereta api bisa dicek dan dibeli hanya dengan sentuhan jari mulai H-90. Vendor online penyedia tiket Kereta Api juga semakin banyak. Sehingga memudahkan penumpang karena banyak pilihan.

Salah satunya yang bisa jadi pilihan adalah Tokopedia, sekarang kita juga bisa membeli tiket di salah satu market place terkemuka di Indonesia ini. Pembayarannya juga mudah, bisa dilakukan dengan bermacam cara, e-banking atau top up saldo Tokopedia. Jadi benar-benar semua bisa dilakukan sambil duduk santai manja ala Syahrini di rumah.

Ditambah dengan kemudahan cetak mandiri, benar-benar gabungan kemudahan untuk pengguna kereta api. Tidak lagi harus bolak-balik loket hanya untuk sekedar menukar struk dengan tiket asli. Tinggal datang sedikit lebih cepat sebelum jam keberangkatan, untuk meluangkan waktu mencetak.

Soal penumpang? Ini lebih kece lagi, tidak ada lagi yang namanya “sarden dempet” dalam gerbong. Pedagang asongan lalu lalang, bahkan asap rokok pun terlarang. Sehingga perjalanan jauh membawa buah hati bukan kendala lagi. Jangankan balita, baby pun diajak perjalanan asal fisik dan kesehatan memungkinkan, no problem deh :D

Lebih mudah lagi, kedepannya kereta tidak hanya di Pulau Jawa. Tapi sudah mulai pembagunan hingga kawasan Timur Indonesia yang kaya keindahan alam untuk bisa dijelajahi bersama keluarga dan buah hati. 

Pada akhirnya, perbaikan yang terus menyesuaikan dengan inovasi dan teknologi tujuan utama adalah memberi serta menciptakan kemudahan untuk semua penggunanya. Termasuk dalam dunia perkereta-apian ini.

Semakin ngetrennya travelling, semakin tingginya kebutuhan untuk refreshing kehadiran vendor yang join dengan PT KAI tentu juga memberi kemudahan sendiri untuk orang-orang seperti saya salah satunya. Merencanakan travelling keliling Indonesia dengan rapi dan tentu sesuai kantong bersama buah hati bukan hal sulit lagi.

Karena yang terpenting saat merencanakan pergi dengan buah hati adalah :

1. Rencanakan jauh-jauh hari tujuan. Akan ke mana dan berapa hari. Perencanaan jauh-jauh hari memudahkan kita membuat plan transportasi yang lebih baik. MAsih banyak pilihan seat tersedia untuk semua moda transportasi.

2. Buat list sederhana kebutuhan selama perjalanan. Kalau pergi sendiri santai tentu akan lebih mudah. Tapi kalau membawa buah hati, kita harus bisa memilah apa saja yang prioritas untuk dibawa dan apa saja yang bisa dicoret dari list. Jangan sampai membawa barang terlalu banyak, padahal selama perjalanan tidak berguna. Hal ini akan menghambat perjalanan nantinya.

3. Ajak ngobrol buah hati tentang perjalanan yang akan dilalui bersama, bahwa mungkin saja nanti selama perjalanan akan ada menemui ketidaknyamanan yang harus ditempuh bersama. Mengajak ngobrol jauh-jauh hari dapat meminimalisir kendala untuk buah hati selama di perjalanan nantinya.

Bahasa kasarnya sih, meminimalisir ngambeknya anak selama di perjalanan saat menemukan kendala yang harus dihadapi.

Ini tips sederhana yang saya terapkan saat merencanakan ngetrip bersama buah hati, bagaimana pengalaman teman-teman? 

Setelah awal tahun lalu saya ajak ke Blitar, Tulungagung dan sekitarnya, pertengahan tahun ini sepertinya Yogjakarta atau Dieng menarik untuk dijelajahi bersama Alisha. Untuk terus melatih keberanian dan imaginasinya tentang luasnya dunia.  


5 komentar

  1. saya sebenarnya bukan pengguna setia kereta api, tapi saya melihat dan merasakan kereta api skrg ini memang sangat jauh berbeda dgn dulu, Alhamdulillah suatu kemajuan yg patut kita apresaisi

    BalasHapus
  2. Asyik ya, bisa beli tiket KA di tokopedia :)

    bukanbocahbiasa(dot)com

    BalasHapus
  3. Anak-anakku kalo traveling agak rempong, apa kaya emaknya ya kalo jalan2 juga ribet kwkwkwkwkk

    BalasHapus
  4. Seru ya mak Icoel jalan2 sama anaknya hihihi.
    Pasti rame banget deh di jalan :P

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar ^_^