Meningkatkan Kualitas Bermain Bersama Play IQ


Assalamu’alaikum...

Menjadi orang tua, terutama saat baru pengalaman pertama dalam artian baru memiliki satu buah hati itu memiliki sensasi tersendiri. Dulu saat belum menikah dan memiliki buah hati sendiri saya sering mendengar perbincangan atau diskusi orang di sekitar saya tentang hal ini. Bahwa memiliki buah hati pertama kali itu para orang tua biasanya sangat-sangat mengalami euforia. Apapun seolah ingin dilakukan dan diberikan untuk buah hati tercinta. Termasuk soal memberikan mainan untuk buah hati. Apapun yang dilihat, di dengar dan dirasa bagus, lucu, menarik pasti akan di beli untuk buah hati tercinta. Bahkan saat si anak sendiri tidak meminta terkadang dengan antusias para orang tua yang justru sangat ‘heboh’ memberikan untuk buah hati, apalagi saat usia anak masih balita. Dan saya adalah salah satu yang juga mengalami hal ini.


Saya yakin setiap orang tua, termasuk saya dan suami sebenarnya secara alami meski kadang tak terucap, sangat memahami bahwa dunia anak ya memang dunia bermain. Di mana bermain adalah proses penting dalam tumbuh kembang seorang anak. Dan semua orang tua pasti  tahu usia balita, kegiatan utama seorang anak pasti tidak jauh dari yang namanya bermain, berinteraksi dengan lingkungan atau mengobrol dan tidur.

Namun yang masih minim justru pemahaman orang tua tentang bermain yang berkualitas dan bagaimana meningkatkan kualitas bermain untuk buah hati yang sebenarnya benar-benar sangat berpengaruh pada si anak hingga dewasa kelak. Atau istilahnya “Main yang tidak sekedar bermain, tapi lebih dari main”. Dan lagi-lagi saya adalah salah satu yang mengalami hal ini. Saya adalah salah satu yang tidak pernah mengecek rekomendasi umur dalam kemasan. Yang penting terlihat unyu dan menarik dengan segera saya dan suami membelinya untuk buah hati saya. Maklum ya, kembali ke alasan di atas, anak masih satu jadi terkadang masih mengalami euforia, kalau kata orang kita mah “masih kemaruk” :D
Play IQ 

Tapi kembali lagi, memiliki buah hati adalah proses belajar bagi orang tua termasuk saya. Dan baru-baru ini saya mengenal yang namanya ‘Play IQ... lebih Dari Main!’ dari Fisher-Price.

Apa sih Play IQ? Yaitu sebuah proses yang diciptakan dan dikembangkan Fisher-Price beradasarkan pada tiga pilar utama perkembangan anak yaitu Fisik, Kognitif, Sosial-Emosional untuk membantu para orang tua memonitor perkembangan buah hati dan dapat memberikan stimulasi yang tepat dengan memberikan mainan yang tepat berdasarkan usia dan tahapan tumbuh kembangnya.

Mbak Melissa, Ibu Meiyin, Mbak Cathy, Ibu Vera


Seperti yang dijelaskan Ibu Meiyin Leong, Head of Marketing Mattel South East Asia pada acara Workshop Blogger Gathering di Toys City Lotte Shopping Avenue pada 25 Oktober 2014 lalu bahwa Fisher-Price sebagai merek yang memiliki pemahaman mendalam dan pengetahuan lokal kuat tentang perkembangan anak, berkomitmen murni membantu para orang tua di Indonesia dalam memaksimalkan potensi anak melalui Play IQ Lebih Dari Main! Sebagai sarana membantu orang tua memahami perkembangan fisik, kognitif dan sosial-emosional (FKS) anak.

87 Ikon/Badge Tahap Perkembangan Buah Hati 0-24 Bulan

Setiap anak lahir ke dunia memiliki kemampuan yang berbeda untuk tumbuh kembangnya, tergantung kekuatan masing-masing anak sesuai dengan 3 pilar FKS perkembangan penting dirinya dan untuk lebih lanjut Fisher-Price juga membantu orang tua mengidentifikasi dan memvisualisasikan perncapaian tahap perkembangan anak usia 0-24 bulan melalui 87 badge dengan ikon-ikon yang mudah diingat. Yang mana nantinya buah hati para Bunda, momy, Ibu, Emak sekalian akan menunjukan pesona masing-masing yang nantinya memudahkan orang tua menemukan potensi mereka masing-masing dan dengan mudah menstimulasi buah hati dengan tepat dan maksimal. Pesona tersebut oleh Play IQ dikategorikan menjadi 7 Pesona Play IQ sebagai berikut :
  1. The Little Legend yaitu anak yang menonjol secara fisik, di mana mereka aktif bergerak.
  2. The Learner Lover yaitu anak yang mudah penasaran dan ingin tahu banyak hal, memiliki kemampuan koginitif yang tinggi.
  3. The Natural Charmer yaitu anak dengan jiwa sosial-emosional yang baik. Di mana anak dengan kategori ini secara alami mampu memikat orang-orang di sekitarnya dengan kemampuannya mendengar dan berbagi juga peduli.
  4. The Small World Explorer yaitu anak dengan kemampuan perpaduan antara fisik dan kognitif. Selain sangat aktif, anak dengan kategori ini juga selalu ingin tahu banyak hal.
  5. The Born Leader yaitu anak yang memiliki kemampuan menonjol secara fisik dan sosial-emosional. Anak ini biasanya dari kecil sudah memperlihatkan indikasi keterampilan memerintah alias mengatur bayak hal dan kemauan yang kuat.
  6. The Crowd Favorite, anak yang menonjol di sisi kognitif dan sosial-emosional. Biasanya anak dengan kemampuan ini memiliki kemampuan berkisah yang baik. Mengisahkan banyak hal yang dia alami, lihat dan dengar.
  7. The Big Time Player yaitu anak yang memiliki kemampuan 3 pilar penting pertumbuhan yaitu fisik, kognitif dan sosial-emosional. Bisa membayangkan bukan bagaimana anak dengan kategori ini? Sangat aktif, banyak ‘bersuara’ alias cerewet, selalu ingin di dengar namun juga mau mendengar dan berbagi dengan orang lain, selalu ingin tahu banyak hal, memiliki kemauan yang kuat.


Seperti yang juga dijelaskan oleh Ibu Vera Itabiliana Hadiwidjoyo, Psi pada acara workshop, bahwa anak tidak bisa membedakan antara aktifitas bermain, belajar dan bekerja. Secara alami mereka menganggap semua adalah bermain. Karena itu bisa dikatakan dunia bermain adalah dunia anak. Dan kewajiban orang tua memaksimalkan aktifitas bermain mereka menjadi aktifitas yang menyenangkan dan bermafaat secara maksimal karena juga bermanfaat mengembangkan kemapuan FKS buah hati.

Fisik anak dapat berkembang dengan bermain misalnya dengan bola warna yang bisa diraih, menggenggam, melemparkan. Juga melatih kordinasi mata dan gerakan tangan saat mencocokan bentuk.
Storybook Rhymes membantu mengembangkan kemampuan kognitif  dengan warna, suara (lagu), tulisan

Kognitif anak bisa dikembangkan dengan dilatih bermain mendengarkan lagu dan musik dari mainan yang nanti bisa dia ingat dan hapalkan. Belajar sebab akibat dari mainan yang bisa bergerak saat tombol dinyalakan.  Dan yang paling penting melatih imajinasi anak, misalnya menggunakan mobil-mobilan yang bisa di dorong, maka kita bisa mengarahkan anak berimajinasi sebagai pengemudi. Atau mengajaknya berkomunikasi dengan telpon mainan seolah sedang saling mengubungi satu sama lain.

Sedangkan kemampuan sosial-emosi anak bisa dilatih dengan membiarkannya bermain bersama teman-temannya. Ada kalanya anak butuh me time dan kita harus memberikan kesempatan, meski masih harus tetap dalam pengawasan. Dengan bermain bersama temannya, misalnya dengan mainan yang terbatas, kita bisa mengjarakan anak berbagi dengan meminjamkan mainannya untuk temannya. Saling berinteraksi akan membuatnya belajar mengatasi suatu masalah, misalnya saat dia merasa kesal dengan temannya. Kalau anak marah, itu wajar karena itu salah satu pelampiasan emosi dan melepaskan ketegangan. Peran kita sebagai orang tua mengarahkan dan mengawasi dengan baik di waktu yang tepat.

Sosial-emosi anak juga bisa dibangun saat dia berhasil menyelesaikan tantangan bermain misalnya. Jangan ragu orang tua mengatakan “Anak hebat!”, ini adalah interaksi yang membangun rasa percaya dirinya. Juga menghiburnya dengan tepat saat dia gagal menyelesaikan tantangan bermain.

Bermain membantu anak mengatasi kecemasan dan koflik karena ketika bermain anak melepaskan ketegangan, mengolah rasa frustasi dan mengatasi masalah dalam kehidupannya – Freud & Erikson, Pakar Perkembangan Anak.

Jadi pada intinya bermain adalah penting sama pentingya dengan asupan gizi, karena dapat menstimulasi tumbuh kembang anak, karena itu berikan sesuai kebutuhan usianya dengan tepat. Jadi selain menyenangkan bermain juga semestinya membawa manfaat edukasi. Tiga tips penting untuk meningkatkan kualitas bermain anak  

  1. Menyempatkan waktu menemani anak bermain sesibuk apapun kita sebagai orang tua. Selain merekatkan hubungan, juga dapat memiliki kesempatan memberi stimulasi.
  2. Memilih mainan yang sesuai dengan usia perkembangan. Contohnya saat belajar berjalan pilih mainan yang bisa didorong atau ditarik.
  3. Pilih mainan yang dapat mengembangkan aspek perkembangan anak. Misalnya memilih mainan berwarna-warni yang bisa didorong, sehingga selain merangsang kemampuannya berjalan juga membuat anak belajar mengenal warna.

Ocean Wonders Soothe & Glow Seahorse dilengkapi dengan 8 lagu pengantar tidur

Jadi ingat ya Bunda, momy, Ibu, Emak sekalian, selain memastikan kebutuhan gizi anak cukup, kebutuhan bermain juga sangat penting. Selain itu pastikan juga tidur anak cukup dan nyaman, karena saat tidur diyakini otak melakukan stimulasi (REM-Rapid Eye Movement Sleep) yang mendorong perkembangan otak buah hati. Tentu sudah paham kan anak yang kurang tidur biasanya cenderung rewel dan berperilaku kacau.

Pada workshop #PlayIQID yang dipandu Melissa Karim kali ini juga dihadiri Cathy Sharon, Ibu dan duta Fisher-Price. Di mana Cathy berbagi pengalamannya menerapkan Play IQ pada putra tercinta Jacob yang memberinya gambaran potensi buah hatinya yang ganteng ini :D


Jadi masih bingung ni Ibu, Bunda, Momy, Emak sampai di mana sih perkembangan buah hatinya? Apa yang semestinya sudah dicapai oleh buah hati? Apa pencapaian perkembangannya di masa mendatang? Mainan apa yang sesuai dengan usianya saat ini? Sudah dari pada bingung kunjungi saja web Play IQ di http://www.fisher-price.com/playiq . Akan ada panduan lengkap untuk Ibu, Bunda, Momy dan Emak semua tentang tumbuh kembang buah hati. Dengan konsep menggunakan istilah yang mudah diingat Play IQ, 7 Pesona Play IQ yang dikembangkan dan diciptakan Fisher-Price. Atau ingin tanya jawab langsung bisa gabung di FB Fisher-Price www.facebook.com/FisherPriceID . Juga bisa dicolek di akun twitter dan IG @FisherPrice_ID. 


26 komentar

  1. anak bermain butuh pendamping juga ya walaupun mainannya udah canggih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mak, tetep kita tang utama, selain mengarahkan juga membangun kedekatan emosional ;)

      Hapus
  2. Cocok untuk anak balita ya mak, bermain menyenangkan dan ada manfaat edukasinya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mak, memang dirancang untuk balita 1-3 tahun, tp kalo sudah diatas itu biasanya anak akan menyesuaikan sendiri mainan itu untuk main seperti apa, diimaginasukan bagaimana ;)

      Hapus
  3. ayo main - main brg buah hati kita lg makk.. kruntelan jg seruu. hihi..

    BalasHapus
  4. wah,g kebatyang yg tipe anak no 7 hehehe....seru plus pastinya hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ga seru lagi, tapi juga bikin kita "olahraga" lahir batin setiap hari pastinya :v :v

      Hapus
  5. ayo mak nambah anak lagi biar bisa main bareng rame2 #eh xp

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayuk barengan ma kamu :P nanti ngumpul rame2 :v

      Hapus
  6. anak ku udah gede2, dulu gak sempat punya mainan Fisher-Price. Abis mahal sih hahaha

    BalasHapus
  7. Unyu dan menarik? Inyong mbanget lah ya, Mamake. :D

    Orangtua harus tahu ini. Biar enggak salah belikan mainan. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyo, sampe aku pengen nyubit pipi cubymu :P
      Benar, bermanfaat untuk orang tua :D

      Hapus
  8. cocok nih buat yang masih pada punya balita :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mak, tapi klo kamu nambah dede lagi, jangan lupa intip info ini lagi yak :v

      Hapus
  9. Hmm hmm... Lihat anak2ku yang udah gede2 gini bingung juga gimana aku dulu membesarkan mereka ketika informasi & studi2 tidak sebagus sekarang. Semoga generasi selanjutnya bisa lebih baik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tiap generasi memiliki ciri & kebaikan
      masing2 kok mak, dan keuntungan tersrndiri generasi srjarang dengan keberadaan IT untuk memudahkan info seperti ini sampe dengan cepat, semoga semua generasi selalu baik ;)

      Hapus
  10. terima kasih mbak
    udah sharing 7 pesona play IQ nya
    aku baru tau nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama2 mak, semoga bermanfaat, dan sama juga, aku juga baru tau 7 Pesona #PlayIQ ini ;)

      Hapus
  11. Dija termasuk tipe yang gimana ya Tante,,,
    Dija kok bingung sendiriu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha...hayo yang mana? Tante juga masih bingung putri Tante Alisha yang mana....

      Hapus
  12. tulisannya sangat bermutu skali dan sangat mendidik

    BalasHapus
  13. basnyak ilmu yang baru saya ketahui, terutama tantang macam2 anak, The Little Legend DLL... izin bokkmarka postingan ini Mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mas Ahmed kunjungannya, srmoga bermanfaat ya infonya ;)

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar ^_^