Woman's Diary

Akhir-akhir ini jujur saya jarang ikut lomba blog, selain tidak punya waktu maksimal untuk membuat konten maksimal alasan lain yang lebih utama adalah “jiper duluan” melihat saingan yang semakin kompetitif. Iya, saya orangnya kadang-kadang memang cemen  *ngakak membahana*

Melihat teman-teman yang semakin update kemampuannya, mulai dari membuat infografik, gambar-gambar kartun digital dan desaign kece penunjang tulisan sampai video blogging benar-benar bikin keder.

Sebenarnya ini bagus untuk memacu yang lain belajar lebih banyak materi dan penunjang untuk persaingan sehat. Biar jurinya juga makin bingung menilai, karena semua semakin oke karyanya. Tidak hanya tulisan tapi juga unsur penunjang lainnya.

Saya sendiri juga mulai belajar sedikit demi sedikit, dari edit foto sampai bikin video sederhana untuk pelengkap reportase. Tapi untuk ikut persaingan tetap masih merasa belum cukup. Karena itu lebih banyak memilih jadi penonton dan team pemberi semangat akhir-akhir ini. Meski jargon “Rejeki nggak akan kemana” membahana dan sering terdengar, rasa jiper saya tetap duluan keluar :D

Begitu juga lomba yang lain, seperti lomba foto di IG. Saya juga sekedarnya saja. Apalagi yang menang ditentukan berdasarkan vote, sudah bisa dipastikan saya kabur duluan. Saya benar-benar bukan ahli promosi yang baik untuk mendapatkan banyak vote. Saya juga sebenarnya bukan type yang memiliki keberanian tinggi untuk minta vote secara langsung kepada orang yang saya kenal di dunia maya. Kecuali saya juga mengenal dekat di dunia nyata.

Berkali-kali saya ikut tapi sekedarnya saja dan memang tidak pernah menang. Kalah dengan yang jauh lebih militan, padahal saya merasa sudah agak militan sebenarnya. Jadi bisa dipastikan sepanjang saya terjun ke dunia blogger sejak akhir 2009 lalu, belum pernah sekalipun saya menang lomba “banyak-banyakan”. Banyakan vote, banyakan komen dan banyakan apapun itu yang menentukan kemenangan.

Sebagian kemenangan yang pernah saya dapat semua pure dari konten. Hingga akhirnya Januari lalu saya “tercebur” dengan tidak sengaja ke sebuah kontes foto IG yang penentuan kemangan berdasarkan vote terbanyak. 

Berawal dari membaca pengumuman kontes yang diadakan oleh @IndonesiaFlight yang dibuat mak Nuniek Tirta. Meminta blogger mengisi form data yang tersedia dan memasukan satu link blog post wisata yang pernah kita tulis di blog. Nantinya link yang terpilih akan dibuatkan flyer berisi materi tulisan wisata si blogger.

Memang ada keterangan yang terpilih memiliki kesempatan mendaparkan hadiah tiket dengan destinasi dalam negeri sesuai pilihan pemenang. Tapi tidak ada keterangan kemenangan berdasarkan vote.

Yang membuat saya tertarik adalah keterangan “Link akan dipromosikan di akun @Indonesiaflight beserta dengan fyler yang dibuat team @IndonesiaFlight". Maka motivasi saya mengisi pertama kali adalah alasan ini, kalau terpilih link saya akan dishare akun @IndonesiaFlight dan memungkinkan penambahan view. Katauan banget fakir view *tawa ngakak lagi*

Dan pengumuman pun keluar, jreng...ternyata pemenang berdasarkan vote terbanyak. Flyer yang dibuat untuk blog post wisata tersebut di upload ke IG @Indonesiaflight dan peserta terpilih dipersilahkan mempromosikan untuk mencari vote sebanyak-banyaknya.

Dari sahabat dekat di lingkungan KEB sih sudah pasti tanpa diminta pada turun semua ikut vote. Bahkan team makmin KEB semua pada nyolek teman-temannya untuk ikut membantu vote. Juga beberapa sahabat yang memiliki akun dua, atau anggota keluarga lain mereka yang punya IG juga ikut bantu vote. Dan terima kasih untuk semua yang sudah bantu ikut vote ya :D

Dari hasil awal, melihat perkembangan vote yang lumayan sempat ngobrol dengan suami kalau menang mau dipakai jalan-jalan, ke Bali atau Makasar bertiga dengan Alisha. 

Kemudian niat tujuan kalau menang mau dipakai kemana berubah saat sedang telpon kangen dengan Ibu di Banjarmasin, baru tahu beliau sedang sakit. Akhinya kalau menang diniatkan untuk pulang ke Banjarmasin saja. saya ungkapkan ini ke Kris dan Clara, dua keponakan saya yang tinggal di Banjarmasin.

Munculah obrolan konyol dan absurd antara tante dan keponakan “Bantuin cari vote, kalau menang untuk pulang” dan “Oke, kalau sampai menang dan nggak jadi dipakai pulang, tapi untuk jalan-jalan ke tempat lain, kami pecat jadi tante”. Keponakan saya memang kadang-kadang gitu orangnya, suka intimidasi tante sendiri :P

Hingga akhirnya waktu berjalan dan mereka berdua adalah pejuang vote saya di masa-masa akhir. Mereka memantau jumlah vote dan ikut gemes dengan persaingan vote yang terus berjalan. Bahkan Kris tidak segan minta bantuan vote dari temannya yang tinggal di luar negeri.

Apa semudah itu? Tidak, mereka juga ngomel-ngomel berkata “Malu aku aslinya” tapi demi tantenya mereka jalani juga. Saya juga akhirnya memberanikan diri untuk japri beberapa sahabat yang saya kenal baik. Karena mikirnya sudah antara “penasaran, pengen sekali saja sepanjang sejarah menang lomba yang berdasarkan vote” dan “Sudah terlanjur, sudah setengah jalan jadi ya harus diperjuangkan”.

Akhirnya untuk pertama kalinya dalam sejarah saya menang lomba yang penentuan pemenang berdasarkan vote. Rasanya memang luar biasa banget. Antara lega dan “Gila...akhirnya bisa juga menang juga”.

Tertarik ikut lagi ke depannya lomba dengan penentuan kemenangan melalui vote? Sepertinya saya harus mikir 1000x deh, rada-rada kapok dengan deg-degan yang harus saya alami setiap dapat chat BB keponakan tentang angka yang tertinggal dan sebagainya. 

dan saya tidak mungkin ubrekin keponakan lagi seperti ini, bisa-bisa saya benar-benar dipecat :))) 

Terima kasih untuk semua sahabat saya berserta circlenya yang ikut membantu vote. Dua keponakan tercinta yang jadi pejuang vote di saat-saat terakhir. Kalian memang pejuang sejati, yang rela mantengin layar handphone setiap saat untuk melihat perkembangan vote Icoel tercinta :P

Terima kasih juga untuk @IndonesiaFlight J