3D2N di Tulungagung, Bisa Jalan-jalan Kemana Saja?

Trenggalek
Pantai Prigi Trenggalek nan eksotik


“Enaknya jalan-jalan ke banyak tempat sekaligus, habis liburan lama ya?”
“Kalau jalan-jalan ke kotamu, mahal nggak sih tiketnya?”

Pertanyaan yang menyenangkan dari beberapa orang setelah membaca cerita jalan-jalan saya liburan awal tahun lalu di beberapa lokasi wisata Tulungagung, Blitar dan Trenggalek. Bangga dikit boleh kan ya, ternyata tulisannya meski belum sebagus punya traveler terkenal tapi ternyata ada juga  beberapa orang yang tertarik dan bertanya langsung via japri. Lebih dari satu orang lagi :D

Karena itu saya bikinkan semacam gambaran singkat, karena saya aslinya belum pernah bikin itinerary. Secara saya memang bukan travel blogger, tulisan jalan-jalan juga dibuat sekedar berbagi dan biar blognya nggak bulukan. Intinya hanya emak-emak yang hobi ngeblog dan menuliskan apa yang dialami :D


Saya akan membantu memberi gambaran bisa kemana saja selama 3 hari 2 malam (3D2N) di Tulungagung. Ini berdasarkan pengalaman saya menjadi guide dadakan Mak Fadlun pada liburan tahun baru lalu.

Venecia versi Trenggalek, alias Jalur Lintas Selatan, bisa dinikmati saat mengikuti perahu wisata ekomangrove


Tulungagung adalah sebuah Kabupaten di Jawa Timur yang menjadi titik point jalan-jalan saya. dari Jakarta bisa ditempuh dengan kereta api atau bis. Kalau mau naik pesawat juga boleh, tapi tujuannya Surabaya, Malang atau Madiun adalag Bandara terdekat. Setelahnya baru nyambung lagi naik kendaraan darat. Jadi intinya sih enak naik kereta. Tersedia dari ekonomi hingga kelas eksekutif.

Harga paling murah, tiket Ekonomi Rp 115 ribu. Kereta Matarmaja rute Pasar Senen Malang. Nah, Tulungagung dua stasiun utama Kabupaten sebelum Malang, sesudah Kediri dan sebelum Blitar. Berangkat setiap hari dari Stasiun Pasar Senen pukul 15.00 WIB, sampai di Tulungagung sekitar pukul 05.00 WIB.

Trenggalek
Remang-remang di Goa Lowo (yang naksir coatnya, pesan di @IrmaSenja ya 💃)


Kereta Bisnis juga dari Pasar Senen, berangkat sekitar pukul 18.30 WIB, sampai di Tulungagung pagi pukul 07.00 WIB. Kalau eksekutif dari Gambir, sekitar pukul 17.00 WIB. Harga berkisar Rp 200 ribu hingga Rp 600 ribu.

Tapi ingat, sekarang tiket kereta terutama yang ekonomi cepat habis. Jadi kalau mau jalan-jalan rencanakan jauh-jauh hari. Beli tiket kereta api online jauh-jauh hari, bahkan waktu liburan awal tahun baru lalu saya beli 3 bulan sebelumnya. Meski sekarang banyak penyedia layanan penjualan tiket kereta api online, salah satunya di Tokopedia tapi tetap saja kalau tidak pesan jauh-jauh hari akan kehabisan.

Apalagi kalau trip membawa anak, tentu harus disiapkan jauh-jauh hari agar perjalanan lebih lancar dan meminimalisir kendala tak berarti. Untuk tips ngetrip bersama buah hati, baca  di sini.

Sampai di Tulungagung pagi, istirahat sebentar. Sekitar pukul 08.30 WIB mulai jalan. Hari pertama kami ke kawasan Wisata Pantai Trenggalek. Sekitar 50 KM dari Tulungagung, perjalanan menggunakan sepeda motor dengan kecepatan santai sekitar satu lima belas menit.

Blitar
Menyusuri sejarah kejayaan masa lalu di Candi Penataran, Blitar
Sebelum sampai di Pantai Prigi dan sekitarnya, kami melewwati Goa Lowo. Jadi wajib singgah dulu ke salah satu Goa yang diklaim terbesar se Asia Tenggara ini. Menjelajah sambil ngobrol dengan penjaganya untuk mendapatkan cerita sejarah Goa Lowo tidak lama. Sekitar satu jam sudah selesai.

Perjalanan dilanjutkan ke Pantai Prigi, Watu Limo Trenggalek. Kawasan perikanan Kabupaten Trenggalek terdapat beberapa pantai indah yang bisa dinikmati. Ada Pantai Prigi, Damas, Pasir Putih dan tak ketinggalan wisata Ekomangrove alias Jembatan Galau.

Lokasinya berdekatan, kalau kata orang Jawa “sak kuplekan kono wae”. Foto-foto, melihat aktivitas nelayan, naik perahu keliling sungat di Ekomangrove sampai ke kawasan jembatan Jalur Lintas Selatan yang bikin kita berasa di Venecia versi Trenggalek ternyata cukup menghabsikan waktu hingga sore.

Tulungagung
Lukisan alam di Pantai Popoh, Tulungagung 
Hari kedua, berangkat dari rumah di waktu yang sama dengan hari pertama. Kali ini tujuannya ke Blitar. Tujuan utama Makam Bung Karno dan Candi Penataran. Tapi di tengah jalan melihat papan arah Kampung Coklat, maka mampir dulu deh. Ngepoin Kampung Coklat sekitar satu jam, lanjut ke Makam dan Candi Penataran.

Bagi umat Kristiani, satu jalur dengan makam dan candi Penataran ada wisata religi Goa Maria. Bisa mampir sekalian. Arah pulang kami mampir sebentar ke Omah Djadoel.

Hari kedua sebenarnya kami berencana ke Gumul Kediri, Parisnya Kediri. Tapi terkendala hujan deras. Nah, bagi yang jalan-jalan menggunakan mobil, atau tidak hujan, hari kedua masih kebagian waktu kok ke Gumul Kediri.

Hari terakhir, kami menjelajah Pantai Popoh dan sekitarnya di Tulungagung. Hari ketiga kami berangkat agak siang sekitar pukul 10.00 WIB karena ada sedikit kendala. Akhirnya kami hanya sempat berkutat di sekitar Pantai Popoh.

Penyebab lain adalah kami memutuskan untuk ke Pantai Coro yang waktu tempunya dengan jalan kaki yang ternyata cukup lumayan menyita waktu. Bagi yang ingin melakukan perjalanan yang sama dengan yang saya gambarkan ini, hari ketiga usahakan berangkat dari pagi, antara pukul delapan.

Jadi sorenya meski menejlajah Pantai Coro, masih kebagian waktu untuk mampir ke Bendungan Wonorejo. Selisih waktu dua jam di waktu keberangkatan, cukup untuk menjelajah Waduk terbesar se Asia Tenggara ini.

Harga tiket ke semua tempat wisata di atas benar-benar terjangkau dan murah, baik di wisata alam maupun wisata sejarah. Bahkan di MAkam Bung Karno dan Candi "Seikhklasnya" sahut penjaganya saat ditanya "Berapa tiket masuk?". Yang penting mengisi buku tamu dan menulis jumlah rombongan berapa orang. 

Untuk biaya makan, Tukungagung masih banyak menyediakan makanan murah tapi enak. Di sekitar stasiun adalah salah satu pusat jajan kuliner. Harga berkisar Rp 10 ribu higga Rp 20 ribu. Untuk penginapan, banyak tersedia di sekitar stasiun. Di seberangnya tepat ada Hotel Surakarta, dulunya Losmen. Sekarang sudah direnovasi dan menjelma jadi Hotel.

Tak jauh dari stasiun, sekitar Alun-alun, banyak Losmen dan Hotel budget.  Agak ke Utara stasiun, ada Hotel Narita dan Istana. Yang ini Hotel Bintang.

Untuk kendaraan, saya belum pernah mendengar penyawaan sepeda motor. Kalau mobil, harga sewanya standart. Lebaran lalu kami menyewa perhari Rp 300 ribu. Mereknya adalah “mobil sejuta umat”. Itu loh, mobil yang banyak dimiliki keluarga Indonesia :D


Nah, saya bisanya kasih gambaran seperti ini. semoga cukup membantu bagi yang ingin jalan-jalan happy ke Tulungagung dan sekitarnya selama 3D2N. Bisa menjelajah 4 Kabupaten sekaligus :D

Tulisan terkait lainnya Wisata Makam Bung Karno dan Kampung Coklat!

12 komentar

  1. Boleh nih mak dicoba untuk jalan-jalan pasangan hihi. Saya suka ke candi-candi. Pengen sekali bisa keliling Indonesia mengunjungi candi-candi..

    BalasHapus
  2. ada warna apa aja coatnya? pingin hehehe gagal fokus. Berarti aku juga bisa minta mak iceol jadi guide ya

    BalasHapus
  3. baru tahu kalo toped juga jua tiket online...kalo ke tulungagung cuma maen ke rumah bulekku aja mak,g pernah jalan2 jauh hehe

    BalasHapus
  4. Waahhh saya rencana ke Tulungagung nih mak, adik kuliah di sana soale, mayan deh kalo bis asambil jalan2 :)

    BalasHapus
  5. Tulungagung dekat mengakses kota-kota tetangga ya, Mbak :)

    BalasHapus
  6. di Tulung Agung ternyata banyak tempat wisata yang bagus buat dikunjungi ya Mba.. Pantainya itu kayak di Bangka bebatuannya besar2 ya..

    BalasHapus
  7. Coro itu kalau di tempatku kecoa. Apa pantai coro banyak keconya, Mbak? Hihihi

    BalasHapus
  8. ternyata di Tulungagung banyak tempat2 indah, jadi pingin maen kesana

    BalasHapus
  9. Kayak nya aku blm pernah ke tulungaung dech

    BalasHapus
  10. Mba memang benar di stasiun Tulungagung ada penyewaan sepeda motor per hari ?

    BalasHapus
  11. Mba memang benar di stasiun Tulungagung ada penyewaan sepeda motor per hari ?

    BalasHapus
  12. Mba memang benar di stasiun Tulungagung ada penyewaan sepeda motor

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar ^_^