Antara Noda dan "Noda"

Siapa yang tidak tahu Fira Basuki? Dan apa yang kalian bayangkan saat mendengar namanya? Ya, pasti bayangan seorang wanita dengan sederet aktifitasnya yang jempolan. Mulai dari editor majalah ternama, juri berbagai event populer dan TOP BGT (bahasa gaulnya anak muda) seperti YCPA 2012, dan yang terbaru Putri Indonesia 2013, dan seorang penulis dengan bakat yang mengagumkan. Yang mana karyanya ini sudah tertuang dalam sederet buku dengan predikat best seller. 

Pembuka, pembacaan salah satu cerita dari buku "Cerita Dibalik Noda"




Dan pada kamis 31 Januari 2013 bertempat di Restoran Kembang Goela Plasa Sentral Sudirman Jakarta Pusat kembali Fira Basuki melaunching buku terbarunya yang ke 27. Aku bersama beberapa blogger yang tergabung di Kumpulan Emak Blogger berkesempatan menghadiri acara tersebut.


Alvin Adam, MC Acara
Buku ke 27 Fira ini bertajuk “Cerita Di Balik Noda” yang berisi kumpulan 42 cerita pendek inspirasi jiwa. 38 diantaranya adalah kisah dari ibu Indonesia yang yang diseleksi dari event lmba menulis yang diadakan oleh salah satu merk detergen populer dan ditulis ulang oleh Fira Basuki dengan gaya bahasanya yang khas dan ringan. Dan empat cerita yang lain adalah inspirasi dari pengalaman pribadi Fira sendiri. Semua kisah ini sendiri menghadirkan kisah tentang noda dan “noda”.


Dan di launching buku yang pembukaannya dimulai dengan pembacaan salah satu cerita yang ada di dalam buku ini juga menghadirkan psikolog keluarga Sani B.Hermawan dan dipandu oleh Alvin Adam sebagai MC dan dihadiri oleh undangan khusus Bapak Wimar Witoelar, ibu dari dua anak perempuan yang bekerja sebagai editor di Cosmopolitan Indonesia Magazine ini  mepaparkan makna dari isi bukunya ini. Selama ini kita, terutama seorang ibu selalu beranggapan bahwa kehidupan akan menjadi lebih baik jika tidak pernah bersentuhan dengan noda dan “noda”. Bila memiliki anak kita akan selalu memproteknya dengan dalih perlindungan. Padahal  dengan berkotor ria dan bersentuhan dengan noda yang sebenarnya yaitu kotoran dan berinteraksi dengan alam yang memberi noda pada anak, itu justru akan mengembangkan daya tahan bagi si anak. Melalui noda kreatifitas anak akan terus terasah dan membantunya mengekspresikan semua yang ada di pikirannya dan lingkungan sekitarnya dengan positif, luar biasa dan menakjubkan.

Acara Utama, Mengulas Isi Buku

Salah Satu Inspirasi Cerita "Sarung Ayah"


Begitu pula noda dalam artian yang tanda kutip. Yaitu “noda” hati yang sering menghinggapi kita sebagai manusia dewasa. Dari “noda” kita jadi tahu apa yang harus kita “bersihkan” dari diri kita. Apa yang harus kita intropeksi dalam diri kita. Seperti yang diungkapkan Fira tentang pengalaman pribadinya yang dia tuangkan dalam salah satu cerita yang berjudul “Sarung Ayah”. Di sini Fira bercerita dengan mata berkaca-kaca dan membuat semua orang yang berada di ruangan Restoran Kembang Goela ikut terharu, bahwa saat suaminya meninggal dia sempat berpikir betapa enak jadi anaknya yang terlihat tidak pernah sedih dan tanpa beban. Berbeda dengan dirinya yang hampir setiap hari menahan diri dari kesedihan di hadapan semua orang termasuk anaknya. Dan ternyata prasangkanya tersebut salah saat dia melihat kebiasaan anaknya  yang selalu memainkan sarung ayahnya sebagai ungkapan rindu. Dan Fira menyadari betapa dia telah menyimpan “noda” di hatinya terhadap anaknya sendiri, (hiks….aku juga sangat sedih dan ikut merinding saat Fira Basuki berkaca-kaca matanya, semangat mbak Fira).

Ini adalah salah satu contoh batapa anak adalah sumber pelajaran bagi kita sebagai orang tua, dan menandakan batapa anak-anak adalah sumber kabijaksanaan hidup yang tak pernah kering jika kita mau melihatnya dengan cinta. Betapa kenakalan mereka adalah kilau emas dan kepolosan mereka adalah mentari pagi yang menghangatkan jiwa. Itulah yang diungkapkan Fira tentang pelajaran yang bisa diambil dari bukunya ini. Buku yang ceritanya dia dedikasikan bagi seluruh ibu dan anak Indonesia. So, jangan takut dengan noda yang membuat kotor fisik. Dan jadikan “noda” sebagai pelajaran dan intropeksi diri menjadi lebih baik.
Salah Satu Undangan Yang Hadir, Bapak Wimar Witoelar


Dan semua yang dipaparkan Fira juga diamini oleh Ibu Sani B.Hermawan, dimana beliau memaparkan bahwa supaya orang tua tidak takut membiarkan anaknya berkotor-kotor ria. Karena ini jauh lebih baik dari pada membiarkan anak tenggelam dalam kegiatan invidualnya yang cenderung “cuek”. Seperti tenggelam dalam permainan bersama gadjednya. Atau hanya sekedar jalan-jalan ke mall tanpa pelajaran yang berarti. Bandingkan dengan bila seorang anak berinteraksi dengan sahabatnya di permainan alam seperti out bond dan lain-lain. Dimana anak akan tahu akan kerja keras, indahnya alam dan lain-lain.


Dan seperti biasa, di acara ini semua yang hadir juga diberi kesempatan untuk bertanya dan saling berbagi pengalaman. Dan jangan kaget, tapi banggalah karena yang sangat interaktif di sini adalah para blogger dari KEB yang aktif bartanya dan berbagi ceritanya. Dan aku sangat bersyukur saat berbagi pengalaman mendapatkan bingkisan  istimewa. Tentu saja tak lupa sebagai blogger, narsis dimana pun berada. Terutama saat-saat seperti di acara demikian, (seperti prinsip makmin CaRa, no pict = HOAX, jadi mari narsis hehehehe…..). Dan juga meminta tanda tangan langsung dari sang bintang utama acara Fira Basuki.

Bagi yang belom memiliki buku ini, silahkan merapat ke toko buku terdekat. Dan bagi yang sudah memiliki, yukkk membaca dan resapi isinya untuk dijadilan inspirasi dalam kehidupan.

4 komentar

  1. Maaakkk dikau, kan, dapat hadiah gedeee di acara ini. Isinya apaan? Hihihi *kepo*

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaha....blender mak Haya, merk Ele*******k, alhamdulilah dehhhh :D

      Hapus
  2. Kok blendernya gak diupload, sih? :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaha.....tadinya mau dimuat juga disini, tapi #malu, ketauan banget tukang Kopdar hahahaha :P

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar ^_^